Sebelum era industrialisasi, kadar karbon dioksida masih rendah yaitu 280 ppm pada tahun 1860, sedangkan pada tahun 1960 kadar gas tersebut meningkat menjadi 315 ppm. Peningkatan kadar ini disebabkan karena tingginya penggunaan bahan bakar batubara, minyak bumi dan gas alam.
Batubara yang komponen penyusunnya berupa karbon (C), jika dibakar akan bereaksi dengan oksigen (O2) menghasilkan karbon dioksida (CO2), demikian juga dengan gas alam dan minya bumi yang sering kita pakai sehari-hari.
Tahukan Anda bahwa tubuh kita selain menghasilkan air juga menghasilkan CO2 yang merupakan hasil pembakaran dari makanan yang kita makan. Oleh tumbuhan, CO2 akan ditangkap sebagai bahan baku fotosintesa sebagai penghasil karbohidrat dan O2
Efek Rumah Kaca
Dampak dari kenaikan kadar CO2 di udara akan menyebabkan peningkatan suhu di permukaan bumi. Rumah kaca merupakan rancang bangun yang dibuat untuk pembibitan tanaman yang sering kita jumpai pada lahan pertanian dan perkebunan modern.
Sinar matahari dapat menembus kaca, akan tetapi sinar infra merah yang dipantulkan tidak bisa menembusnya dan terperangkap di dalamnya sehingga suhu di dalam rumah kaca meningkat.
Kondisi itu pula yang terjadi dengan bumi kita, CO2 di udara dapat dilewati sinar infra merah dan sinar tampak tetapi menahan sinar infra merah yang dipantulkan bumi. Semakin tinggi CO2 di udara semakin panas suhu di permukaan bumi. Jika ini terjadi terus menerus maka es di kutub akan mencair dan menaikkan permukaan air laut yang akhirnya akan menenggelamkan pulau-pulau. Amatilah kondisi ini di sekitar Anda apakah garis pantai semakin naik!.