Makanan manis.
Makanan manis seperti coklat dan permen, baik jenis sorbilot, fruktosa atau glukosa sangat disukai bakteri kariogenik yang memicu kerusakan gigi.
Malas menggosok gigi.
Anak-anak yang malas menggosok gigi, mempunyai peluang yang lebih besar terkena penyakit gigi dibanding dengan anak-anak yang rajin menggosok gigi dengan teratur,
terutama sesudah makan dan sebelum tidur.
Kebiasaan makan yang buruk
Salah satu kebiasaan makan yang buruk adalah memakan makanan yang terlalu panas, meminum minuman yang dingin dalam waktu bersamaan. Hal itu tidak baik untuk menjaga kekuatan email gigi sebagai pelindung gigi bagian atas. Mengkonsumsi minuman yang mengandung karbonat meningkatkan kerusakan gigi sampai 59% pada anak berusia 12 tahun dan menyebabkan pengikisan sampai 20% pada anak usia 14 tahun, demikian hasil sebuah riset yang dimuat dalam Jurnal Kesehatan Gigi di Inggris.
Konsumsi antibiotik yang tidak sesuai dosis yang dianjurkan
Air ludah sebagai pelindung alamiah rongga mulut, telah dirusak oleh makanan moderen yang mengandung: zat pewarna, perasa, pengawet, antiseptik dan deterjen
dalam pasta gigi. Padahal dalam ludah ada sistem laktoperoksidae yang berfungsi mengendalikan pertumbuhan bakteri.
Tidak pernah ke Dokter Gigi
Tidak sedikit seseorang baru ke dokter gigi bila giginya sudah berlubang, atau sudah terjadi radang gusi. Padahal sejak anak berusia 4 tahun, dianjurkan emeriksakan
gigi secara rutin 6 bulan sekali.
