Selamat kepada Anda yang telah menyelesaikan kegiatan belajar mengenai Porifera, Coelenterata, Platyhelminthes, Nemathelminthes, dan Annelida dengan baik dan lancar.
Mudah-mudahan dengan pengetahuan yang telah diperoleh dapat membantu Anda untuk mempelajari hewan invertebrata lainnya dalam modul berikutnya. Diharapkan Anda menjadi orang yang mencintai ilmu pengetahuan dan dapat menyampaikan pengetahuan yang bermanfaat itu kepada orang lain.
Nah, di bawah ini ada rangkuman tentang materi Porifera, Coelentarata, Platyhelminthes, Nemathelminthes dan Annelida yang dapat Anda baca dan bermanfaat untuk memantapkan pemahaman Anda tentang materi modul keseluruhan.
Porifera adalah hewan metazoa yang paling sederhana tingkatannya. Porifera mempunyai bentuk tubuh seperti vas bunga, berpori-pori, dan cara hidupnya menempel pada obyek di dasar perairan.
Sistem sirkulasi air pada Porifera dibedakan menjadi tipe Ascon, Sycon dan tipe Rhagon (Leucon). Contoh pada tipe Rhagon sirkulasi air berlangsung sebagai berikut: air masuk melalui ostia/pori saluran radial yang bercabang-cabang, air keluar melalui oskulum.
Berdasarkan spikula, Porifera dibedakan atas 3 kelas, yaitu kelas Calcarea, Hexatinellida dan kelas Demospongia. Demospongia menghasilkan spon yang dapat dimanfaatkan untuk mandi dan bahan penggosok kaca.
Coelentarata merupakan hewan metazoa dan diploblastik. Tubuhnya memiliki rongga gastrovaskuler sebagai alat pencernaan. Hewan ini menghasilkan spon yang dapat dimanfaatkan untuk mandi dan bahan penggosok kaca.
Ceolentarata dibagi menjadi tiga kelas yaitu :
Kelas Scyphozoa, contoh Aurelia aurita
Kelas Hydrozoa, contoh Hydra dan Obelia
Kelas Anthozoa, contoh Koral dan Anemon laut (Mawar laut).
Hewan Coelentarata berkembangbiak secara aseksual melalui pembentukan tunas. Sedangkan perkembangbiakan seksual melalui peleburan ovum dengan sperma. Pada hewan Obelia dan Aurelia pada proses perkembangbiakannya mengalami metagenesis atau pergiliran keturunan antara keturunan aseksual dengan keturunan seksual.
Polip hewan karang dapat menghasilkan rangka kapur yang dapat membentuk batu karang/terumbu. Batu karang yang terbentuk dapat berupa karang pantai, karang penghalang dan karang atol. Hewan ubur-ubur (Aurelia) dapat dimanfaatkan untuk pembuatan tepung, kemudian diolah menjadi bahan kosmetik.
Paltyhelmnithes
Ciri-ciri umum :
Tubuh pipih, simetris bilateral.
idak mempunyai rongga tubuh (acelomata).
Tidak mempunyai sistem peredaran darah dan sistem pernafasan.
Sistem pencernaan tidak sempurna, terdiri dari mulut, faring dan tidak mempunyai anus.
Alat ekskresi disebut sel-sel api (flame cells).
Sistem saraf tangga tali dengan sepasang ganglion.
Reproduksi :
Vegetatif secara regenerasi (memutuskan bagian tubuh)
Generatif dengan cara peleburan sel-sel kelamin dari dua cacing yang hermafrodit (belum dapat ditentukan jenis kelaminnya).
Terdiri dari 3 kelas :
Turbellaria, misalnya Planaria.
Trematoda, misalnya Fasciola hepatica (cacing hati)
Cestoda, misalnya Taenia solium (cacing pita)
Nemathelminthes
Ciri-ciri umum :
Bentuk tubuh bulat, gilig (silindris)
Tidak bersegmen
Tubuh terdiri dari 3 lapis, yaitu ektoderm, mesoderm dan endoderm.
Rongga tubuh semu (pseudoselamata).
Sistem pencernaan berupa saluran memanjang sampai anus.
Respirasi secara difusi melalui seluruh permukaan tubuh.
Reproduksi secara seksual dengan alat kelamin terpisah pada indiviudu yang berbeda.
Contoh :
Ascaris lumbricoides (cacing perut)
Ancylostoma duodenale (cacing tambang)
Oxyuris vermicularis (cacing kremi)
Filaria bancrofti (penyebab kaki gajah)
Trichinella spiralis (cacing otot pada manusia)
Heterodera radicicola
Annelida
Ciri-ciri umum :
Tubuh bilateral simetri, beruas, metameri.
Rongga tubuh sejati (coelom) sehingga disebut hewan selomata.
Dengan demikian diharapkan Anda minimal mempunyai pengetahuan tentang hewan ini, yaitu: ciri-ciri, siklus hidup, contoh cacing parasit, cara penularan dan cara memutuskan daur hidup, serta peranan cacing bagi kehidupan manusia.