Gurun selalu saja dihuni oleh manusia dengan peradabannya bergulat melawan kekejaman gurun. Keberhasilan mereka tidak selalu sama. Orang Mesir yang dikaruniai oase
panjang sungai Nil, meraih kegemilangan yang tetap bertahan selama beribu-ribu tahun. Suku lainnya, misalnya Tuareg, Berber dan Bushmen, hanya mampu mempertahankan keberadaannya saja.
Suku Bangsa Tuareg
Suku Tuareg yang penuh harga diri dan bertubuh tinggi berkerabat dengan suku Berber. Selama berabad-abad mereka mengembara di Sahara Selatan dan Sahel Utara,
merampok kafilah, menuntut jatah makanan dan menculik budak. Kemudian orang Eropa menaklukkan mereka dan menjadikan mereka pengembara yang menggembalakan ternak. Mereka hidup damai melintasi gurun untuk mencari air dan rumput bagi ternaknya.
Suku Bangsa Bushmen
Suku Bushmen mempunyai ciri-ciri bertubuh jangkung padat, kulitnya coklat kuning, dahinya menonjol, rambutnya tumbuh berikal kecil dan lebat. Matanya mongoloid,
hidungnya negroid dan telinganya tidak bercuping (sebelah kanan). Mempunyai kewaspadaan tinggi, stamina tubuhnya luar biasa dan tradisi unik saling berbagi dengan sesamanya. Suku ini dinamakan Bushmen karena tinggal di padang semak yang sulit dihuni pada bagian gurun. Mereka tinggal di pedalaman Gurun Kalahari Afrika bagian barat. Di sini hidupnya telanjang, mengembara, dan masih dalam taraf kehidupan zaman batu.
Suku Bangsa Bindibu
Di gurun Australia Tengah dan Barat terdapat suku bangsa pengembara dalam kelompok-kelompok kecil. Postur tubuhnya kecil, berkulit hitam, dan mungkin termasuk suku yang paling dekat dengan manusia purba daripada suku-suku primitif lainnya. Mereka membentuk kelompok kecil yang terdiri atas beberapa keluarga. Tujuannya agar tidak kehabisan air dan makanan, karena dapat saling berbagi dan membantu pencarian makanan dan air. Mereka mengembara mengikuti arah hujan karena di situlah terdapat air dan berkumpulnya binatang buruan sebagai bahan makanan.