Kaligrafi Nama AllahLogo Situs Keluarga ilma95
Home
 ~  Home
 | 
Pedoman Shalat
Pedoman Shalat
 | 
Ilmu Tajwid
Ilmu Tajwid
 | 
Pojok Anak
Pojok Anak
 | 
Kumpulan Artikel
Artikel
 | 
Lagu Rancak Ranah Minang
Lagu Rancak
Ranah Minang
 | 
Cerdas Cermat Islami
Cerdas Cermat Islami
 | 
e-dukasi.net
Edukasi
 ~ 


 
 

Gejala Klinis pada Anjing

Agar terhindar dari penyakit rabies maka perlu mengetahui bentuk penyakit rabies dan gejalanya.
Penyakit rabies yang menyerang hewan terdiri atas 2 bentuk yaitu:

  1. Bentuk ganas (furious rabies), dengan gejala sebagai berikut :

    • Hewan peliharaan menjadi tidak menurut lagi perintah pemilik.
    • Air liur keluar berlebihan.
    • Hewan menjadi ganas, menyerang/menggigit apa saja yang ditemui dan ekor dilengkungkan ke bawah perut di antara paha. Hewan akan mengalami masa kejang-kejang/eksitasi yang lama kemudian lumpuh, biasanya mati setelah 4-7 hari timbul gejala klinis tampak atau paling lama 12 hari setelah penggigitan.



    Virus rabies terutama ditularkan melalui gigitan. Oleh karena itu, bangsa carnivora (hewan pemakan daging) adalah hewan yang paling tepat sebagai penyebar rabies baik antar hewan maupun ke manusia. Ternak dan manusia bukan penyebar rabies, demikiain juga penyebaran dari ternak ke ternak lain atau dari manusia ke manusia biasanya tidak terjadi.

  2. Bentuk diam (dumb rabies), dengan gejala sebagai berikut :

    • Hewan bersembunyi di tempat gelap dan sejuk
    • Hewan mengalami kejang-kejang/eksitasi dan berlangsung singkat bahkan sering tidak terlihat
    • Hewan mengalami kelumpuhan, tidak mampu menelan, mulut terbuka dan air liur keluar berlebihan
    • Kematian terjadi dalam waktu singkat.



Terdapat kasus penyakit rabies yang tidak menampakkan gejala seperti di atas tetapi ditunjukkan oleh hewan yang tiba-tiba mati.

Tanda-tanda yang sering terlihat pada hewan yang terinfeksi rabies :

  1. Phase prodormal.
  2. Hewan mencari tempat yang dingin seperti kamar mandi, di bawah pohon dan menyendiri. Tetapi bisa juga hewan menjadi lebih agresif dan nervous. Refleks kornea berkurang atau hilang, pupil meluas, kornea menjadi kering. Tonus urat daging bertambah sehingga menyebabkan hewan tampak kaku/sikap siaga.


  3. Phase eksitasi.
  4. Pada fase ini hewan akan menyerang apa saja yang ada di sekitarnya, memakan barang-barang aneh: kayu, kawat, rambut, dan lain-lain. Mata menjadi keruh dan selalu terbuka, gerakan tidak terkoordinasi, dan terjadi kejang-kejang.


  5. Phase paralise.
  6. Mata terbuka, semua refleks hilang, kejang-kejang dan akhirnya hewan mati.






 
 

  [ SD |  SMP |  SMA |  SMK ]


UMUM |  LAIN-LAIN ]