Singapore Paradox
Anda adalah seorang pengusaha Indonesia. Anda telah menyuap pejabat bank negara untuk mendapatkan 200 juta dollar Amerika Serikat tanpa jaminan memadai, atau analisa risiko, untuk sebuah bisnis yang Anda tahu tak akan bisa berjalan. Aparat penegak hukum mengetahui hal ini dan Anda dihadapkan kepada ancaman penahanan. Anda harus lari ke tempat di mana aparat hukum tak akan bisa menyentuh Anda. Ke mana? Singapura. Mengapa? Selengkapnya....
Gerakan Feminisme Kembali ke 'Sunnatullah'?
Feminis Barat menggambarkan perubahan besar gerakan feminisme. Ujungnya kesadaran bahwa perbedaan pria dan wanita memang bersifat biologis. Dimanakah posisi feminisme Indonesia? Selengkapnya....
Siapa Bilang TELANJANG KAKI Itu Tidak Sehat!!!
Kaki berfungsi sebagai organ penyangga tubuh, pengatur keseimbangan dan untuk mobilitas.
Seringkali tanpa disadari, kita telah menuntut kaki untuk selalu dapat melakukan fungsinya tanpa adanya perawatan yang cukup. Selengkapnya....
Sejarah Perang Antar Shahabat Nabi, Bagamana Kita Memandangnya?
Adanya realita sejarah perang Jamal (perang unta) dan perang Shiffin, tidak bisa dipungkiri. Namun yang tidak benar adalah analisanya yang 100% versi musuh Islam. Sayangnya, sejarah yang kita baca, bahkan yang diajarkan di mata kuliah peradaban Islam di berbagai Universitas Islam di negeri ini, justru versi musuh-musuh Islam itu. Akibatnya, sejarah Islam yang gemilang itu tampil dengan wajah menyeramkan, beraroma anyir darah, sadis dan menjijikkan. Selengkapnya....
Selamat Datang, INSISTS!
Izinkan saya memperkenalkan sekumpulan pemuda kepada Anda sekalian. Mereka berotak encer, dan berendah hati terhadap guru dan ulama. Mereka menguasai minimal dua bahasa asing (tidak sedikit yang kemudian menguasai Latin, Jerman, Ibrani, dan beberapa lainnya), dan sebagian di antaranya hafizh Quran. Mereka bergelar master, doktor, dan berdisiplin menjaga kehidupan ‘ubudiyah-nya serta syari’ah dalam keluarganya. Selengkapnya....
Model Pemberdayaan Fakir Miskin
Kita bersyukur Profesor Muhammad Yunus (66 tahun), penggagas dan pendiri Grameen Bank dianugerahkan Hadiah Nobel oleh Komite Nobel Norwegia. Muhammad Yunus memulai gerakannya dengan memodalkan 27 dolar AS pada 42 nasabah wanita untuk usaha-usaha kecil pembuatan kursi di desa Jobra, Bangladesh. Pada pertengahan 2006, Grameen Bank (GB) telah memiliki debitur 6,61 juta orang, 97 persen di antaranya adalah wanita miskin. GB memiliki 2.226 cabang, melayani 71.731 desa. Selengkapnya....
Cetak Artikel
|