Ahmadiyah Sebagai Isolasionisme
Pada tahun 1933 di kota Lahore India, terjadi huru-hara. Pada mulanya para Ulama bersama-sama kaum muslimin yang dikenal dengan sebutan -Golongan Ahrar- mengajukan appeal pada Pemerintah agar aliran Qadiani atau yang lebih dikenal dengan nama: AHMADIYAH, dinyatakan sebagai aliran nonIslam. Mereka juga minta agar Sir Zafrullah Khan, seorang tokoh dari kelompok Ahmadiyah, dipecat dari kabinet India. Selengkapnya....
Ahmadiyah Sebagai Sincretisme
Nama dan keturunan: Mirza Ghulam Ahmad, pendiri Ahmadiyah, mempunyai banyak nama dan keturunan. Suatu keistimewaan buat dia, konon semua itu diperoleh dari Tuhannya. Bahkan yang lebih menarik lagi, Mirza Ghulam Ahmad menguasai banyak bahasa, antaranya: Bahasa Urdu, Inggris, Arab, Parsi, dan bahasa Ibrani. Dengan bahasa-bahasa itulah ia berdialog dengan Tuhannya. Selengkapnya....
Ahmadiyah Sebagai Crypto-Mohammadanisme
Kedudukan, pangkat-pangkat serta tingkah laku yang dipamerkan oleh Mirza Ghulam Ahmad, putera dan cucunya maupun oleh pengikut-pengikutnya yang tiada tolok-bandingannya, pada hakikatnya hanyalah merupakan perisai atau selubung dari kelemahan, kepalsuan yang terdapat di dalam diri Mirza Ghulam Ahmad dan Ahmadiyahnya. Selengkapnya....
Al-Qadiani dan Pemerintahan Inggris
"Saya telah menghabiskan sebagian besar dari hidupku dalam mendukung pemerintahan Inggris dan saya telah menulis buku dan selebaran tentang larangan jihad dan kewajiban menaati ulim amri Inggris yang jumlahnya sekiranya dikumpulkan niscaya akan memenuhi lima puluh lemari buku. Buku dan tulisan-tulisan tersebut tersebar di negara-negara Arab, Mesir, Syam, dan Turki..." Selengkapnya....
Ahmadiyah : Antara Pembela & Penentangnya
Dalam berbagai artikel dan dialog di media massa Indonesia, para tokoh Ahmadiyah dan pendukungnya -yang biasanya mengaku bukan pengikut Ahmadiyah- sering mengangkat "logika persamaan". Bahwa, Ahmadiyah adalah bagian dari Islam, karena banyak persamaannya. Al-Quran-nya sama, syahadatnya sama, shalatnya sama, dan hal-hal yang sama lainnya. Selengkapnya....
Menanggapi 12 Poin Penjelasan Jemaat Ahmadiyah Indonesia
Sebelum mengeluarkan rekomendasi untuk membubarkan Jemaat Ahmadiyah Indonesia pada 16
April 2008 lalu, Bakor Pakem sebelumnya selama tiga bulan (sejak 15 Jan 2008) melakukan
pemantauan, di 33 Kabupaten, 55 komunitas Ahmadiyah, 277 warga Ahmadiyah. Selengkapnya....
Cetak Artikel
|