Kaligrafi Nama AllahLogo Situs Keluarga ilma95
Home
 ~  Home
 | 
Pedoman Shalat
Pedoman Shalat
 | 
Ilmu Tajwid
Ilmu Tajwid
 | 
Pojok Anak
Pojok Anak
 | 
Kumpulan Artikel
Artikel
 | 
Lagu Rancak Ranah Minang
Lagu Rancak
Ranah Minang
 | 
Cerdas Cermat Islami
Cerdas Cermat Islami
 | 
Edukasi
Edukasi
 ~ 
 




Berbahagialah dengan ujian hidup...kawan.

"Seorang hamba akan tetap berada dalam kebaikan selama ia masih bisa menasihati dirinya sendiri dan selalu memelihara untuk menghitung-hitung dirinya sendiri". (Hasan Al Bashri)

Alloh tidak pernah menjanjikan hari-hari kita berlalu tanpa sakit, berhias tawa tanpa kesedihan, berselimut senang tanpa kesulitan, terpancari matahari tanpa hujan, atau selalu siang tanpa malam.

Tapi yang pasti,
jika kita mau, Alloh menjanjikan kita kekuatan untuk melalui kehidupan kita hari ini.
Jika kita mau, Alloh menjanjikan kita dengan kasih sayangnya yang tak kenal batas dan tak pernah berhenti.
Jika kita mau, Alloh memberikan pelita pada kita untuk melalui hidup ini dengan selamat.

Kawan,
Janji-janji itu harus kita rengkuh.
Kita harus menapaki langkah demi langkah untuk memperoleh kekuatan yang Alloh janjikan.
Agar kita dapat menuju kasih sayang Alloh.
Agar pelita itu bisa kita genggam.
Agar kasih dan sayang yang Ia janjikan bisa mengalir membasahi jiwa.

Kawan,
Ketuklah pintu hati kita masing-masing.
Buka dan bicaralah padanya.
Kesulitan dan kepahitan adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan.
Nasihatilah jiwa, pahamkan keinginannya, agar tetap berada pada jalan Alloh betapapun keadaannya.

"Seorang hamba akan tetap berada dalam kebaikan selama ia masih bisa menasihati dirinya sendiri dan selalu memelihara untuk menghitung-hitung dirinya sendiri". (Hasan Al Bashri, Ighatsatul Lahafan, Ibnul Qowim, 71)

Keselamatan hidup ada pada seberapa mampu kita mengawal dan memelihara jiwa kita dalam menempuh hidup.
Buka kembali kisah-kisah para salafus-sholih yang kerap memeriksa dan memelihara langkah-langkah kehidupannya.

Semoga kita diberi kemampuan untuk jujur menilai diri sendiri.
Terbuka, menerima dan pasrah.
Jangan biarkan hati ternoda oleh kedustaan yang kita adakan sendiri.
Jangan jadikan jiwa kita cacat oleh kebohongan yang kita munculkan sendiri.
Biarkanlah hati kita bicara tentang diri kita sendiri.

Kawan,
Jangan sekali-kali melawan suara hati, apalagi menyelewengkan nurani, apalagi berdusta pada diri sendiri.
Kepekaan seseorang untuk mendeteksinya ada pada kekuatan imannya kepada Alloh.
Berlaku jujur ketika akan membawa kesulitan boleh jadi berat.
Sedangkan berdusta ketika membawa keuntungan sementara, mungkin nikmat.
Tapi tahanlah kesulitan yang sedikit.
Biarkan tubuh menahan berat yang tak seberapa, asal itu membawa kenikmatan besar dan kebaikan yang banyak.
Jauhi kenikmatan yang sedikit bila itu akan berakibat pada rasa sakit dan kesesatan yang panjang.

Bohong adalah kemaksiatan yang boleh jadi terasa nikmat awalnya, tapi selanjutnya pasti ia akan membawa dampak buruk dan menyakitkan.
Semoga Alloh limpahkan kepada kita kekuatan untuk mampu memikul sakit dan beratnya melakukan ketaatan yang sedikit, untuk bisa meraih kebaikan dan keringanan di akhirat.

Kawan,
Ketaatan tak selalu menjanjikan jalan hidup yang mulus bahkan bisa jadi sebaliknya.
Tingkat ketaatan seseorang akan sepadan dengan tingkat kesulitan yang dialaminya.
Betapapun usaha kita, tetaplah ingat bahwa suatu saat kita pasti akan mengalami suasana yang tidak kita inginkan.

Maka ketika suasana itu kita masuki, pahamilah bahwa kondisi tidak menyenangkan akan menghampiri hidup kita, dalam hal apapun, sesungguhnya laksana "polisi tidur" yang fungsinya sekedar memperlambat perjalanan.
Ia hanya memperlambat sedikit saja perjalanan kita.
Tetapi selanjutnya kita akan menikmati perjalanan di atas jalan yang lebih rata.
Jangan tinggal terlalu lama saat berada di "polisi tidur".
Berjalanlah terus, melangkahlah terus.

Ketika kita kecewa karena tidak memperoleh apa yang kita inginkan, terimalah..senyumlah dan bergembiralah.
Karena Alloh pasti telah menyiapkan sesuatu yang lebih baik dan lebih indah.

Saat terjadi sesuatu pada diri kita, apakah itu baik, buruk, untung, rugi,
pertimbangkan dan renungkan..karena pasti ada maksud di setiap kejadian.

Seseorang pernah bertanya pada Imam Syafii :
Mana yang lebih baik, orang yang tentram atau orang yang diuji?

Kemudian ia menjawab :
Seseorang tidak akan merasa tentram kecuali setelah ia diuji.
Ketika mereka bersabar, Alloh menentramkan mereka.
Padahal tak seorang pun menyangka bahwa mereka dapat terlepas dari ujian itu.
Kita tidak boleh meminta ujian pada Alloh.
Namun bila ujian itu datang menghampiri kita.
Berbahagialah,
jadikan ia sarana yang mengingatkan kita untuk segera memperbaiki diri.

Wallohualam bisshowab.

Semoga selalu dalam limpahan rahmat dan magfirah-Nya.

Milis Eramuslim
Dikirim oleh: Yomitega
Sabtu, 13 Agustus 2005


Cetak Artikel
  Cetak Artikel