|
Pasangan Hidup Sejati
Suatu waktu, ada seorang pedagang kaya yang mempunyai 4 orang istri. Dia mencintai istri yang keempat, dan menganugerahinya harta dan kesenangan yang banyak. Sebab, dialah yang tercantik diantara semua istrinya. Pria ini selalu memberikan yang terbaik buat istri keempatnya ini. Selengkapnya....
Put The Glass Down
A lecturer was giving a lecture to his student on stress management.
He raised a glass of water and asked the audience,
"How heavy do you think this glass of water is?"
The students' answers ranged from 20g to 500gm.
"It does not matter on the absolute weight.
It depends on how long you hold it. Selengkapnya....
Tak Sampai Selembar Kertas
Seperti biasa, Nida -anak saya- selalu melakukan ritual sebelum tidur.
Tadi, setelah ritual-ritual itu usai dilaksanakan, tiba-tiba dia turun dari tempat tidurnya. Eh? Nida kan punya paper dari Aqila serunya gembira seraya melesat menuju ruang tamu dan mengambil sesuatu dari tas sekolahnya yang tergeletak di atas sofa. Selengkapnya....
Ten Sicknesses of the Heart...
- You believe in the existence of Allah (SWT) but you do not fulfill His Commands.
- You say you love the Prophet Mohammed (SAW) but you do not follow his Sunnah.
- You read the Holy Qur'an but you do not put it into practice.
- You enjoy all the benefits from Allah (SWT) but you are not grateful to him. Selengkapnya....
Lebaran Cara Rasul
Fajar 1 Syawal menyingsing, menandai berakhirnya bulan penuh kemuliaan. Senyum kemenangan terukir di wajah-wajah perindu Ramadhan, sambil berharap kembali meniti Ramadhan di tahun depan. Satu persatu kaki-kaki melangkah menuju tanah lapang, menyeru nama Allah lewat takbir, hingga langit pun bersaksi, di hari itu segenap mata tak kuasa membendung airmata keharuan saat berlebaran. Sementara itu, langkah sepasang kaki terhenti oleh sesegukan gadis kecil di tepi jalan.
"Gerangan apakah yang membuat engkau menangis anakku?" lembut menyapa suara itu menahan beberapa detik segukan sang gadis. Selengkapnya....
Lelaki Yang Gelisah (Catatan Seorang Ibu)
Dari pinggir kaca nako, di antara celah kain gorden, saya melihat lelaki itu mondar-mandir di depan rumah. Matanya berkali-kali melihat ke rumah saya. Tangannya yang dimasukkan ke saku celana, sesekali mengelap keringat di keningnya.
Dada saya berdebar menyaksikannya. Apa maksud remaja yang bisa jadi umurnya tak jauh dengan anak sulung saya yang baru kelas 2 SMU itu?
Melihat tingkah lakunya yang gelisah, tidakkah dia punya maksud buruk dengan keluarga saya?
Mau merampok? Bukankah sekarang ini orang merampok tidak lagi mengenal waktu?
Siang hari saat orang-orang lalu-lalang pun penodong bisa beraksi, seperti yang banyak diberitakan koran. Atau dia punya masalah dengan Yudi, anak saya? Selengkapnya....
Cetak Artikel
|
